Pepatah lama mengatakan, Percayalah pada setengah yang Anda lihat dan jangan percaya apa pun yang Anda dengar. Pepatah orang tua ini mengajarkan kita bahwa tidak setiap informasi bisa bermanfaat dan menghasilkan pengetahuan apalagi melahirkan kebijaksanaan. di dalam istilah Arab disebutkan teknik tabayyun sebagai cara memverifikasi informasi yang kita terima dari sekian ribu lalu-lintas berita dan informasi yang mampir ke otak kita. Terkait dengan knowledge management, maka seorang manajer perlu senantiasa menyiapkan alat evaluasi informasi. Di bawah ini saya mengutip dari buku bagus James J. Stapleton, Executive’s Guide to Knowledge Management, The Last Competitive Advantage tentang evaluasi informasi. Di bawah ini adalah poin-poin yang perlu dievaluasi.
-
Kualitas. Apakah informasi berasal dari sumber yang baik, sumber yang sangat baik, atau sumber yang tidak pasti? Apakah Anda mempercayai sumbernya? Saya mengenal dua survei industri, satu disusun oleh ahli statistik kaya, satu oleh pemasar tidak terlalu kaya. Untuk sejumlah alasan, survei yang disusun oleh pemasar lebih akurat.
-
Kuantitas. Stephen King berkata bahwa seorang penulis harus menunjukkan karyanya kepada 10 orang. Jika masing-masing orang memiliki perspektif berbeda tentang apa yang salah, maka karya itu mungkin cukup baik. Jika ke-10 orang menunjukkan kelemahan yang sama, maka karya tersebut memang mengandung kelemahan. Prinsip umum di sini adalah bahwa jika Anda mendengar tiga orang berbeda memberikan suatu pendapat, maka pendapat tersebut perlu ditinjau ulang. Anda biasanya boleh meremehkan perspektif satu individu tertentu kecuali Anda menghormati individu tersebut.
-
Konteks. Perspektif adalah segalanya dalam manajemen pengetahuan. Seberapa cocoknya informasi dengan informasi-informasi lain yang telah Anda susun?
-
Umur. Apakah informasi tersebut masih baru dan terkini? Informasi memiliki masa manfaat yang relatif pendek dan bisa berubah setiap saat.
So, mulai saat ini sudah waktunya kita mulai mencermati setiap informasi yang kita konsumsi setiap saat, akankah informasi tersebut membuat kita sehat atau justru tambah bing-un. Selamat menyeleksi…
Ping balik: Membangun Karyawan Pembelajar « MASDUKI ASBARI
Ping balik: EMPAT TIPE KARYAWAN, Yang Manakah Anda? « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Menjadikan Tempat Kerja Sebagai Sekolah « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Ringkasan Eksekutif dari 14 Prinsip TOYOTA WAY « MASDUKI ASBARI
Ping balik: KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL: Landasan Menuju World Class Company « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar INOVASI dari Toyota « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Meningkatkan Nilai Aset Perusahaan yang tak Berwujud (Intangible Asset) « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengukur Komitmen Manajemen Puncak dalam Membangun BUDAYA PERUSAHAAN « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar Mengubah Budaya dari Toyota Way « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengabaikan Human Capital = Mempersiapkan Kebangkrutan « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar dari Toyota Way: Mengidentifikasi Pemborosan « MASDUKI ASBARI
.
SukaSuka