Emang, selagi matahari masih terbit dari Timur dan tenggelam di Barat, bumi ini tak lekang direcoki oleh orang-orang dengan dua karakter yang tidak asing lagi, yakni pejuang dan pendompleng. Begitupun di lingkungan per-karyawan-an, ada saja kedua tipikal mahluk ini, Nah, yang manakah tipe Anda? Salah satu guru saya yang sangat saya hormati, Ustadz Jamil Azzaini pernah bercerita dalam buku beliau yang luar biasa, Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia: Inspirasi Pembangkit Motivasi dan Pemakna Hidup. Wuih, panjang men judule. Jika kita ingin melakukan pekerjaan besar, kita harus berada dalam perusahaan yang memungkinkan kita bisa “berlari kencang”. Oleh karena itu, amat penting bagi kita untuk memilih perusahaan yang tepat.
Bila kita sudah memilih perusahaan, tugas kita selanjutnya adalah mengupayakan agar perusahaan itu mampu melaju semakin kencang. Semakin kencang perusahaan itu melaju, kita pun akan ikut terbawa semakin kencang. Bila tidak, dalam jangka panjang kemampuan dan potensi kita justru akan tenggelam.
Ibarat perusahaan adalah sebuah kendaraan. Boleh jadi kita minder karena naik kendaraan yang tidak laik jalan. Mungkin juga kita takut dan malu karena kendaraan sering ditilang oleh yang berwenang. Bisa jadi kita pun akan merasa kurang nyaman karena kendaraan itu mengeluarkan polusi yang menggangu kesehatan dan kenyamanan orang lain.
yang paling baik dan bisa kita lakukan dalam keadaan seperti itu adalah menjadi karyawan pejuang yang berusaha sungguh-sungguh agar kita tidak menjadi parasit di perusahaan kita. pastikan bahwa kita bukan karyawan pendompleng yang cuman memakan gaji buta. Jangan pernah posisi sebagai karyawan hanya tercantum pada kartu nama belaka. Hindari semua perilaku yang akan menyebabkan kendaraan perusahaan kita tak mampu melaju kencang. Memakan gaji buta hanya akan membuat perusahaan kita tak bisa berkembang, bahkan bisa mandeg pandito ratu, he he… Kemungkinan lain, kita mungkin tak akan diterima menjadi karyawan di perusahaan lain karena kita sudah dikenal sebagai pekerja yang membuat perusahaan mandeg.
Sementara bila setiap karyawan mampu memberi kontribusi lebih, perusahaan kita akan melaju berkembang. Reputasi perusahaan kita akan dikenal luas. Bukan tidak mungkin perusahaan kita menjadi Top Brand di kelasnya. Nah, jika hal ini terjadi, reputasi kita sebagai karyawan pun ikut terangkat. Jadi, pastikan sumbangsih kontribusi kita untuk perusahaan yang kita tumpangi melebihi manfaat yang kita terima. Amien.
Artikel Terkait:
Ping balik: Menimbang Skala Kepercayaan Diri, Dimanakah Posisi Anda? « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Membangun Karyawan Pembelajar « MASDUKI ASBARI
Ping balik: FUN WORKS, Melejitkan Kinerja Karyawan « MASDUKI ASBARI
Ping balik: EMPAT TIPE KARYAWAN, Yang Manakah Anda? « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Menjadikan Tempat Kerja Sebagai Sekolah « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Ringkasan Eksekutif dari 14 Prinsip TOYOTA WAY « MASDUKI ASBARI
Ping balik: KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL: Landasan Menuju World Class Company « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar INOVASI dari Toyota « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Meningkatkan Nilai Aset Perusahaan yang tak Berwujud (Intangible Asset) « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengukur Komitmen Manajemen Puncak dalam Membangun BUDAYA PERUSAHAAN « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar Mengubah Budaya dari Toyota Way « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengabaikan Human Capital = Mempersiapkan Kebangkrutan « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar dari Toyota Way: Mengidentifikasi Pemborosan « MASDUKI ASBARI