Anda mungkin pernah mengalami merasa senang melakukan sebuah pekerjaan atau tugas yang sulit, tetapi cara yang diharuskan untuk menyelesaikannya benar-benar tidak sesuai dengan Anda karena dipaksa menggunakan ajian “begitulah cara kami melakukan pekerjaan di sini“. Anda merasa berat mengerjakannya, karena itu berusaha lebih keras lagi. Kemudian, Anda mencoba beberapa peran yang berbeda, pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikannya, tetapi meskipun telah berusaha keras, Anda tetap tidak berhasil. Anda menjadi frustasi dan sangat stres. Selanjutnya, mungkin Anda akan melempar handuk (kalau bisa), menjadi lebih tidak karuan sampai semuanya berakhir atau mendelegasikan tugas tersebut kepada orang lain yang mungkin hanya mengalami setengah dari stres yang Anda rasakan, dan bahkan mungkin malah menikmatinya, padahal Anda tidak bisa mentoleransinya.
Kesimpulan akhir untuk Anda adalah: Anda tidak cocok dengan tugas-tugas semacam itu, tidak akan pernah mampu mengerjakan hal-hal tersebut dan mungkin HARUS GANTI PEKERJAAN!!! Dhuerrrr… Salah! Menurut Barbara Prashnig dalam bukunya The Power of Diversity, New Ways of Learning and Teaching through Learning Style. Yang benar, Anda hanya mengalami satu contoh tipikal ketidakcocokan gaya bekerja. Tidak benar kalau dikatakan Anda tidak cocok dengan pekerjaan itu, hanya saja gaya bekerja Anda tidak sesuai dengan cara yang diharuskan untuk mengerjakan tugas tersebut. Ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan Anda dalam mengerjakannya, seandainya Anda boleh mengerjakannya dengan cara bekerja Anda, mungkin urusannya jadi lebih mudah, Anda lebih menikmati prosesnya dan tidak kapiran seperti sebelumnya.
Mayoritas orang meninggalkan pekerjaan mereka bukan karena ketidakmampuan mereka, melainkan frustasi dengan cara yang dipaksakan kepada mereka dalam penyelesaian pekerjaan. Dengan mengenal gaya bekerja Anda, maka Anda bisa bekerja dengan memanfaatkan preferensi-preferensi Anda dan menghindari memainkan peran-peran lain, atau mengikuti pendekatan-pendekatan yang bersifat coba-coba, Anda tidak lagi harus mengerjakan tugas dengan cara yang “sulit”, tidak lagi harus percaya kalau Anda dikatakan tidak becus mengerjakan tugas-tugas yang sulit.
Nah, sudahkah Anda mengenali gaya bekerja Anda? Selamat berkenalan….Tetap semangat dan istiqamah di medan juang…
Terimakasih Mba Sempulur atas comment-nya. ada hal menarik seputar kemalasan adaptasi yang dielaborasi oleh Prof. Howard Gardner dengan teori Multiple Intelligencesnya. Semoga masih ada waktu untuk sharing kembali.
SukaSuka
Memang setiap bidang pekerjaan dibutuhkan orang yang cerdas dalam arti Bisa beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungannya.
Tetapi yang sering dijumpai ternyata adalah ‘kemalasan’ seseorang untuk beradaptasi dan itulah yang menjadi masalahnya.
Terima kasih
Tetap semangat dan istiqamah di medan juang…juga
SukaSuka
Ping balik: Menimbang Skala Kepercayaan Diri, Dimanakah Posisi Anda? « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Membangun Karyawan Pembelajar « MASDUKI ASBARI
Ping balik: FUN WORKS, Melejitkan Kinerja Karyawan « MASDUKI ASBARI
Ping balik: EMPAT TIPE KARYAWAN, Yang Manakah Anda? « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Menjadikan Tempat Kerja Sebagai Sekolah « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Ringkasan Eksekutif dari 14 Prinsip TOYOTA WAY « MASDUKI ASBARI
Ping balik: KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL: Landasan Menuju World Class Company « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar INOVASI dari Toyota « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Meningkatkan Nilai Aset Perusahaan yang tak Berwujud (Intangible Asset) « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengukur Komitmen Manajemen Puncak dalam Membangun BUDAYA PERUSAHAAN « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar Mengubah Budaya dari Toyota Way « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengabaikan Human Capital = Mempersiapkan Kebangkrutan « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar dari Toyota Way: Mengidentifikasi Pemborosan « MASDUKI ASBARI
assalammualaikum Wr Wb.
Minta ijin copas materi materinya ust. masduki.
wasssalam
sugiyono
SukaSuka