Asy- Syafi’i pernah berujar dalam syairnya yang indah:
“Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah, ‘kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang”
Sahabat, isyarat syair di atas sangat jelas bahwa hanya dengan merantau kita bisa mendapatkan kesuksesan, kala di kampung halaman sendiri tak ada asa yang cukup. Asy-Syafi’i melanjutkan,
Singa tak kan pernah dapat memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tak tinggalkan busur tak kan kena sasaran
Intinya, untuk membuat perubahan, niscaya mempersyaratkan hijrah dari kondisi yang tidak menguntungkan kepada situasi yang penuh dengan harapan. Hijrah di sini tentu tidak sekedar perubahan fisik tempat, namun menyentuh juga perubahan karakter. Sejarah banyak memberikan pelajaran kepada kita semua, lihatlah bangsa Arab sebelum abad ke-6 Masehi, masih dianggap tikus-tikus gurun, namun setelah mereka sendiri merubah karakter jahiliyahnya, segeralah mereka mewujud menjadi bangsa yang menguasai 2/3 muka bumi selama tidak kurang dari 10 abad.
Coba pula tengok perubahan karakter dan kebiasaan manusia-manusia hebat yang menjadi cahaya zaman, al Khawarizmy yang menelurkan teori-teori algorithma, al-Jabbar menemukan konsep monumental tentang rumus-rumus aljabar, tak kurang ada juga Thomas A. Edison, Wright bersaudara, dan seterusnya.
Singkatnya, bagi mereka yang masih menjadi pribumi sedangkan hidupnya terus kembang-kempis, maka saatnya sampeyan insyaf bahwa rizki Allah itu sangat luas, tinggal maukah Anda melangkahkan kaki untuk merubah kondisi, semata guna memakmurkan bumi. Kesuksesan membentang di depan mata menunggu untuk Anda raih, dan… kesuksesan memang adalah hak Anda. Maukah Anda?…
Ping balik: Menimbang Skala Kepercayaan Diri, Dimanakah Posisi Anda? « MASDUKI ASBARI
Ping balik: EMPAT TIPE KARYAWAN, Yang Manakah Anda? « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Menjadikan Tempat Kerja Sebagai Sekolah « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Ringkasan Eksekutif dari 14 Prinsip TOYOTA WAY « MASDUKI ASBARI
Ping balik: KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL: Landasan Menuju World Class Company « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar INOVASI dari Toyota « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Meningkatkan Nilai Aset Perusahaan yang tak Berwujud (Intangible Asset) « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengukur Komitmen Manajemen Puncak dalam Membangun BUDAYA PERUSAHAAN « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar Mengubah Budaya dari Toyota Way « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengabaikan Human Capital = Mempersiapkan Kebangkrutan « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar dari Toyota Way: Mengidentifikasi Pemborosan « MASDUKI ASBARI