Pepatah lama mengatakan “Jika ingin memenangkan peperangan, maka kenalilah musuhmu”. Pepatah ini nampaknya sangat relevan bagi production team saat tunggang-langgang menghadapi banyaknya breakdown mesin, lambatnya operasi dan kualitas produk yang tidak memuaskan. Dalam konsep Total Productive Maintenance/ Manufacturing, musuh utama yang wajib diberantas oleh production team adalah Six Big Losses, si enam bersaudara biang keladi kinerja produksi jadi terseok-seok. Siapa saja mereka?
-
Breakdown (Down Time Loss), mahluk ini bisa berupa tooling failures, unplanned maintenance, general breakdowns, equipment failures, dan sejenisnya.
-
Setup and Adjustment (Down Time Loss), yang termasuk kelompok ini di antaranya setup/ changeover, material shortages, operator shortages, major adjustment dan warm-up time. Intinya, masalah ini muncul karena adanya waktu yang “tercuri” saat setup atau changeover.
-
Small Stops (Speed Loss), yang mendaftar dalam gerombolan ini di antaranya obstructed product flows, component jams, misfeed, sensor blocked, delivery blocked dan cleaning. indikator masalah ini adalah berhentinya mesin tidak lebih dari lima menit dan tidak membutuhkan personel maintenance.
-
Reduced Speed (Speed Loss), yang termasuk dalam deretan ini di antaranya adalah rough running, under nameplate capacity, under design capacity, equipment wear dan operator inefficiency. Biang keladi munculnya masalah ini karena kecepatan proses berada di luar batas toleransi nameplate capacity.
-
Start-up Reject (Quality Loss), yang terdaftar dalam group ini di antaranya scrap, rework, in-process damage, in-process expiration dan incorrect assembly. Reject ini biasanya terjadi proses warm-up dan bisa juga karena disebabkan oleh kekeliruan set-up mesin.
-
Production Rejects (Quality Loss), yakni reject yang terjadi selama proses produksi.
Kemudian, jika keenam oknum di atas kita sarikan, maka bisa disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis kerugian terkait dengan proses produksi yang harus diantisipasi, yakni breakdown loss, speed loss dan quality loss.
Nah, wahai karyawan produksi (mulai manajer, supervisor, foreman hingga operator) maju terus, pantang mundur, musuh di depan kita, Haiiit….
Artikel Terkait:
Ping balik: Misi Penerapan 5S, Perubahan Perilaku Melalui Perubahan Tempat Kerja « MASDUKI ASBARI
Ping balik: TPM dan Lean Manufacturing Pilar Penting Continuous Improvement Process « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengukur Kinerja Produksi « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Ringkasan Eksekutif dari 14 Prinsip TOYOTA WAY « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar dari Toyota Way: Genchi Genbutsu, Pergi dan Lihat Sendiri untuk Memahami Situasi Sebenarnya « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar INOVASI dari Toyota « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Meningkatkan Nilai Aset Perusahaan yang tak Berwujud (Intangible Asset) « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Mengukur Komitmen Manajemen Puncak dalam Membangun BUDAYA PERUSAHAAN « MASDUKI ASBARI
Ping balik: Belajar Mengubah Budaya dari Toyota Way « MASDUKI ASBARI
Pak numpang nanya….persentase big loses yang ideal berapa pak?
SukaSuka
Terimakasih atas kunjungannya Pak Arie. Untuk persentase six big losses, akan bisa dihitung dalam formula OEE (Overall Equipment Effectiveness), silakan dibaca di halaman Mengukur Kinerja Produksi. Persentase OEE world class company adalah 85%. Demikian Pak Arie, semoga bermanfaat.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
SukaSuka
Sama-sama Pak Mas. Jadi persentase idealnya tidak ada pak?
hanya mengacu kepada OEE kah…
SukaSuka
He3x…kalau u semua bentuk pemborosan, semisal six big losses ini, idealnya sih 0%. Jika bisa seideal itu, proses produksi Pak Arie berarti ruarrr biasa…tetep semangat.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
SukaSuka
Pak numpang nanya……klo hubungan atara six big losses dan Overall equipment efectiveness itu apa ya……makasih
SukaSuka
Six big losses inilah yang mengakibatkan nilai overall equipment effectiveness (OEE) hasilnya rendah.
SukaSuka
Pak , mau tanya untuk six big looses ini referensi yang bekaitan apa ya pak, terima kasih
SukaDisukai oleh 1 orang
Anda bisa baca literatur ini: The Productivity Development Team. 1999. OEE for Operator, Overall Equipment Effectiveness. New York: Productivity Press
SukaSuka
permisi pak mau tanya jika nilai OEE sudah mencapai 85% apakah perlu menghitung six big losses lagi? terus saya ingin bertanya mengenai kaitan antara six big losses dengan OEE pak. terimakasih pak
SukaSuka