APA KONTRIBUSI BAKAT DALAM MEMBANGUN KEUNGGULAN PRIBADI?

Inspirasi Buku Fokus Satu Hebat 9Dalam buku Now, Discover Your Strength dipaparkan sebuah gagasan mendasar bahwa setiap performa-nyaris-sempurna pada beragam aktivitas itu membutuhkan keberadaan bakat-bakat alami.

Jika Anda terhitung kewalahan dan lambat berprogress dalam membangun jaringan relasi, bisakah Anda benar-benar menjadi ahli di dalamnya? Bila rasanya susah bagi Anda untuk melakukan konfrontasi, maka dengan latihan dan disiplin bisakah Anda menjadi sedemikian persuasif?

Perkaranya bukannya tentang bisa atau tidaknya kita meningkatkan performa di bidang-bidang yang ada. Tentu saja kita bisa. Manusia punya kemampuan dalam beradaptasi serta mempelajari kompetensi. Kita memang bisa belajar untuk menjadi lebih baik dalam—hampir– bidang apapun. Tapi sekarang, pertanyaannya adalah apakah kita bisa meraih performa –nyaris-sempurna dan konsisten dalam aktivita-aktivitas yang ada dengan ‘hanya’ melalui latihan keras saja.

Jawaban atas pertanyaan ini adalah, “TIDAK, practice doesn’t necessarily make perfect.” Karena UNTUK MENGEMBANGKAN KEKUATAN DI BIDANG-BIDANG TERTENTU, KITA BUTUH BAKAT ALAMI.

Ini akhirnya membawa kita pada pertanyaan,”Emang apa bedanya antara bakat dan kekuatan” aspek manakah yang bisa dipelajari, dan mana yang merupakan bawaan (alami)? Apa kontribusi dari skills, wawasan dan pengalaman dalam membangun kekuatan?”

Pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) memang raw material yang penting. Mereka semua bisa didapat melalui belajar dan berlatih. Tapi yang paling penting sesungguhnya adalah bakat, yang mana bersifat bawaan. Skills menentukan apakah kita mampu melakukan sesuatu, sementara bakat mengungkap perihal yang lebih penting; seberapa bagus dan seberapa sering kita mampu melakukannya.

Buku ini mendefinisikan bakat (talent) sebagai pola berulang dari pikiran, perasaan atau perilaku yang bisa diterapkan secara produktif. Pola ini diciptakan oleh koneksi yang ada di otak, yang akan menjadi paten saat kita menginjak usia tertentu. Koneksi yang disebut sinapsis ini terjadi antara dua sel otak (neuron) yang memungkinkannya saling berkomunikasi. Perilaku kita ditentukan oleh formasi interkoneksi antar neuron di dalam otak. Gampangannya, sinapsis kita itulah yang kemudian membentuk bakat kita.
Otak kita memang luar biasa; dia membesar dengan begitu cepatnya di usia balita kita dan kemudian kian menyusut ketika kita beranjak dewasa. Anehnya, semakin otak kita mengecil, semakin pintar kita menjadi. Di saat kita berumur 16 tahun, separuh dari jaringan sinapsis kita hilang. Dan itu malah bagus, karena fenomena ini akan membuat kita mampu mengeksploitasi dan mengkapitalkan sisa jaringan yang ada.

Buku ini mendefinisikan strength sebagai The ability to consistently provide near-perfect performance: Performa nyaris-sempurna, yang sifatnya konsisten. Lalu dengan mendefinisikan bakat sebagai koneksi sinapsis terkuat kita, maka kita bisa lihat betapa mustahilnya untuk membangun strength tanpa landasan bakat.

TALENT x INVESTMENT = STRENGTH

Investment adalah waktu yang kita habiskan untuk melatih dan mengembangkan skills, dan membentuk basis pengetahuan kita.

Buku ini menyebutkan,”Jangan habiskan uang, waktu dan resource secara berlebih untuk menambal kelemahan-kelemahan; matangkan dan pentingkan juga tuh bakat dan kekuatan alami kita. Karena di area itulah kita bisa memberikan performa optimal”

Lantas, bagaimana cara membaca bakat-bakat kita?

Silakan Hubungi Direktur STIFIn Learning Center, Bunda Ida Aya Sophia di 0813-8099-3677. Semoga bermanfaat.

Salam Fokus Satu Hebat !

kangmasduki.com

0838-74-101010

care@softskills.web.id

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s