Seorang lelaki pada suatu hari menemukan sebuah telur burung rajawali dan dia meletakkan telur itu bersama dengan telur-telur ayam di sarang seekor induk ayam peliharaan yang sedang mengeram. Telur itu menetas bersama telur ayam yang lain, dan anak burung rajawali itu tumbuh bersama anak-anak ayam yang diasuh oleh induk ayam itu. Selama hidupnya burung rajawali itu bertingkah laku seperti ayam, dan menganggap dirinya ayam peliharaan. Dia mengais tanah untuk mencari cacing dan serangga. Dia berkotek dan berkokok. Dia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya dan terbang beberapa meter di udara.
Tahun berlalu dan burung rajawali itu menjadi tua. Suatu hari dia melihat seekor burung yang sangat gagah terbang di angkasa. Burung itu melayang dengan anggun dan berwibawa dalam hembusan angin yang kuat. Dia hanya membentangkan sayapnya dan hanya sesekali menggerakkannya.
Rajawali tua itu terpesona memandang ke atas. “Siapakah itu…?”, tanyanya. “Itu adalah burung rajawali, raja dari segala burung,” kata ayam yang ada di dekatnya. “Dia penghuni langit dan kita penghuni bumi, kita adalah ayam.” Demikianlah rajawali itu hidup terus dan mati sebagai seekor ayam, karena begitulah anggapan tentang dirinya. Kisah ini saya kutip dari tulisannya Anthony de Mello, yang berjudul “Awareness.”
Demikian pula, kadangkala kita tidak menyadari potensi terbaik atau talenta yang diberikan Allah Yang Mahapengasih kepada kita. Jadi, temukan talenta kita dan asahlah dengan pembelajaran terus menerus (continuous learning). Berlatih dengan keras sampai kita mencapai “consistent, near-perfect performance.”
Hidup adalah tentang pilihan, dan setiap pilihan yang kita buat akan menentukan siapa kita dan dimana kita berada.
Salam #FokusSatuHebat.
kangmasduki.com
edukator soft skills
Kang Masduki 
Wah, menginspirasi. Boleh saya share artikelnya. Terima kasih
SukaSuka
Silakan Mbak Anik. Semoga bermanfaat. Untuk diskusi di FB silakan add juga Komunitas Fokus Satu Hebat.
SukaSuka