“Anda adalah raja langit. Langit dari cita-cita Anda”
Ketika saya berkesempatan berbicara di depan para sahabat trainer Fokus Satu Hebat, saya membacakan sebagian paragrap pembuka buku #FokusSatuHebat yang saya tulis. Paragrap pembuka itu menginspirasi kita semua untuk menjadi hebat dan juga menghebatkan orang lain. Demikianlah sejatinya tugas hidup kita. Sempurna tatkala kita tidak hanya hebat sendirian, tetapi menghebatkan orang lain. Siapa orang lain itu? Mereka bisa putra-putri kita, murid dan siswa kita, saudara kita, teman kita, dan orang-orang terdekat bahkan masyarakat kita.
Di bawah ini adalah kisah metaforis yang bisa menjadi pelajaran bagi kita semua akan pentingnya mengenali diri kita. Siapa kita?
Suatu ketika, ada seekor anak elang yang secara kebetulan terpisah dari induknya dan berkumpul dengan ayam-ayam, mulai dari yang masih kecil sampai induk ayam. Setiap pagi mereka keluar kandang dan mencari makan bersama-sama di suatu pelataran yang luas dan di pinggir sungai. Bersama anak ayam lain dia mencari makan dengan mematukkan paruhnya ke tanah. Dia tidak bisa keluar dari pelataran dan pinggir sungai karena kata induk ayam banyak bahaya di luar sana. Walau lokasi mencari makan terbatas, mereka tetap merasa senang dan tetap makan dengan gembira, saling berebut dan bercanda. Karena telah lama berkumpul dengan kelompok ayam, segala tingkah dan gerakan anak elang itu mirip seperti yang dilakukan oleh anak ayam lainnya.
Suatu hari, kumpulan ayam yang jumlahnya puluhan menyebar di pelataran sampai jauh di dekat padang. Mereka lari tunggang langgang ketika ada elang terbang di kejauhan. Ayam-ayam dan anak elang tadi sangat ketakutan. Ternyata, hari-hari mencekam tersebut berulang beberapa kali. Hal itu disebabkan oleh elang perkasa yang sering terbang mondar-mandir di sekitar kelompok ayam. Anak elang juga menghadapi hari-hari yang menakutkan tersebut dengan tabah. Dia menganggap bahwa hidup memang penuh dengan tantangan. Walaupun demikian, lama-kelamaan dia mulai mengeluhkan kehidupannya yang penuh ketakutan, tekanan dan penderitaan.
Suatu kali dia menanyakan kepada induk ayam, mengapa mereka harus lari saat harus mencari makan padahal mereka belum cukup kenyang. Induk ayam menerangkan bahwa akan sangat berbahaya bagi kelompok ayam jika mereka tidak lari. Walaupun kenyang, tetapi kemudian jadi mangsa burung elang juga tidak ada artinya. Jadi lebih baik memilih sesuatu yang lebih aman walaupun sedikit lapar. Anak elang berusaha mendebat ”Bagaimana jika kita melawan atau bertahan ? Kita kan lebih banyak jumlahnya daripada elang ?” Induk ayam mulai marah dan dengan membelalakkan mata, tanda emosi, dia membentak ”Kita pasti kalah dan akan dimakannya !” Kata-kata induk ayam tadi membuat anak elang menjadi takut dan membuatnya banyak merenungkan kehidupan yang dialaminya.
Sampai suatu ketika, saat anak elang sendirian mencari makan sampai jauh di tepi sungai, secara tidak sengaja dia kepergok elang besar yang terbang rendah menuju kearahnya! Elang muda hampir pingsan ketakutan. Apalagi masih terngiang petuah induk ayam yang intinya ”pasti kalah dan dimakan.” Dia semakin takut, tetapi tidak sempat lari karena jarak elang tersebut dengan dirinya sudah sangat dekat. Namun di luar dugaan, elang itu hanya terbang melintas di dekatnya untuk kemudian terbang tinggi lagi. Elang muda tersebut tidak diapa-apakan bahkan elang besar bertanya.
”Hey, mengapa kamu ikut lari ?” Elang kecil terkejut dan mulai mengurangi kecepatan larinya serta berpaling pada elang perkasa sambil berkata dengan polosnya ”Karena takut dengan engkau .” Elang perkasa tertawa terkekeh-kekeh ”Mengapa kau harus takut ? Kalau mereka, ayam-ayam itu, wajar saja jika ketakutan, tetapi engkau adalah elang yang bisa terbang. Tidak perlu lari dan makan di latar serta pinggir sungai .” Elang kecil tertegun hampir tak percaya, ”Benarkah ? Apakah saya seekor elang ? Apakah saya bisa terbang ?” Elang perkasa itu hanya tertawa mendengarnya.
Dia pun mulai didorong untuk berani dan disuruh mencoba mengepakkan sayapnya lebih kuat supaya bisa terbang. Dia mencoba beberapa kali, tetapi hanya beberapa meter saja di atas tanah dan jatuh lagi. Akhirnya elang besar menggendongnya ke awan yang tinggi dan dari sana dia melepaskan anak elang itu. Anak elang mulai ketakutan karena harus terjun bebas, dengan sekuat tenaga dia mengepak-ngepakkan sayapnya, dan akhirnya mulai tertahan di udara. Dia tidak langsung jatuh ke tanah. Dia mulai bisa membelokkkan arah untuk naik dan turun. SI ANAK ELANG BISA TERBANG !!!
Mulai saat itu , dia tidak takut lagi pada elang. dia tidak lagi mencari makan dengan mematukkan paruhnya ke tanah . dia tidak lagi terbatas hanya berada di pelataran dan pinggir sungai . Dia bisa menjelajah ke dunia yang lebih luas. Dia menemukan jati dirinya sebagai elang perkasa.
Jadi, Anda lah raja langit itu. Anak Andalah yang akan meneruskan peran sebagai raja langit berikutnya. Langit dari cita-cita mereka. Bimbing mereka untuk mengenal dirinya. Mencintai keberadaan dirinya dan berkarya dengan fokus pada keunggulan bakat mereka. Semoga buku #FokusSatuHebat menjadi alat bantu melejitkan performa kita dan anak-anak kita. Wallaahu a’lam.
Jika bermanfaat, insya Allah nge-share artikel ini bagian dari #SedekahIlmu.
Salam #FokusSatuHebat.
kangmasduki.com
Edukator Soft Skills
SOFT SKILLS INSTITUTE
Training-Coaching-Consulting
www.softskills.web.id | care@softskills.web.id
0813-8099-3677