KULESATKAN ANAK PANAH ITU

foto di keretaPagi-pagi buta, anakku yang pertama, Danish Akbar Firdausy Asbari (DAFA) sudah standby di ruang baca. Hari ini jadwal dia mengikuti kelas Public Speaking for Teens yang dikelola oleh almamater saya, Akademi Trainer. Tentu dengan asuhan langsung sang guru Kek Jamil Azzaini. Dia harus sampai di lokasi Hotel Bumi Gumati Bogor selambatnya pk. 07.30 kata Kak Wulan, kordinator panitia PSFT.

Mengapa harus mengikuti acara PSFT ini? Sebelumnya Mas Akbar sudah berkomitmen bahwa profesi dan bisnis yang dipilihnya adalah pebisnis yang sukses, sholeh, faqih fiddien dan pembela Islam yang terpercaya. Saya dan istri tentu sebagai supporter setianya. Adiknya Raihan Arsyad Firdausy Asbari (RAFA) sebagai tim hore.

Sejak memasuki SMP Pesantren Bisnis di Anyer, kami bekali dia dengan diary 10 tahun. Dengan kompetensi pebisnis yang mesti dipenuhinya adalah: communication skills, leadership skills dan entrepreneurship. Ikut PSFT ini bagian dari upaya memenuhi kualifikasi communication skills itu.

Saya sadari betul bahwa saya dan istri sedang berusaha maksimal mengasah Mas Akbar. Mengasah untuk dia bisa menapaki jalan hidup sukses dan mulianya kelak. Hasilnya sungguh saya bertawakkal kepada Gusti Allah. Kami hanya berupaya menyediakan rumah baginya. Rumah yang nyaman bagi perkembangan iman, fisik, psikis dan ahlaknya.

Sejatinya, selain rumah ada dua entitas utama lainnya sebagai tempat anak-anak kita belajar mengembangkan diri, yaitu sekolah dan masyarakat. Jadi ketiga entitas itu adalah:

Entitas pertama, keluarga berbasis anak.
Entitas kedua, sekolah berbasis keluarga
Entitas ketiga, masyarakat berbasis sekolah.

Saya berharap bahwa ketiga entitas itu layaknya “rumah” sendiri bagi anak-anak kita. Jika tidak, kewajiban orangtua lah mencarikan ketiga “rumah” tersebut sebagai tempat tumbuh kembang kepribadian mereka. Bisa jadi, kita tak bisa mencetak anak-anak persis seperti orangtuanya. Setidaknya mereka tercetak sebagaimana yang dikehendaki oleh Sang Penciptanya, Allah Ta’ala.

Sebagaimana yang disitir dari Khalil Gibran, “Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah menuntut mereka jadi seperti sepertimu. Sebab kehidupan itu menuju ke depan, dan tidak tenggelam di masa lampau. Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang melucur.”
Hari ini, kulesatkan anak panah itu. Semoga Allah ridho atas segala ikhtiar yang dilakukan. Wallaahu a’lam.

Jika bermanfaat, insya Allah nge-share artikel ini bagian dari ‪#‎SedekahIlmu‬.

Salam ‪#‎FokusSatuHebat‬.

kangmasduki.com
edukator soft skills

SOFT SKILLS INSTITUTE
Training-Coaching-Consulting
www.softskills.web.id | care@softskills.web.id
0813-8099-3677; 0838-1231-2014 (SMS/WA/Telegram)

2 thoughts on “KULESATKAN ANAK PANAH ITU

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s