Tempo hari ada seorang kawan curhat dahsyat tentang pekerjaannya, lengkap dengan polah bosnya yang selalu membuatnya keringat dingin, apalagi tatkala diminta untuk menghadap sang bos…hadeuhh..horor baginya. Mendengar ceritanya, saya mengambil kesimpulan, bahwa kinerjanya nggak buruk-buruk amat, malah cenderung masih acceptable di perusahaannya. Tapi apa pasal yang membuat kawan saya ini stres berat ketika hendak berangkat dari rumah menuju kantornya?
Saya menyimak ceritanya, sumber utama stres beliau adalah sikapnya sendiri yang seolah-olah tidak mau memaaf dirinya, tatkala sesekali melakukan kesalahan. Apalagi ditambah dengan kemarahan bos yang menyembur lancar mengisi penuh memorinya.
Saya ingin menasehati saya sebenarnya, yakni tentang seorang ahli kepemimpinan Warren Bennis yang telah mewawancarai tujuh puluh orang terbaik dari berbagai bidang di skala nasional di AS dan mendapati bahwa tidak seorang pun dari mereka memandang kesalahan sebagai kegagalan. Ketika membicarakan hal itu, mereka menyebutnya sebagai “pengalaman belajar”, “harga training yang harus dibayar”, “berjalan memutar”, dan “kesempatan untuk bertumbuh”. Begitulah Anda, saya dan kita semua. Tatkala kemarin Anda merasa gagal sebagai orang tua, gagal sebagai anak, gagal sebagai karyawan, gagal sebagai pengusaha, dan kegagalan-kegagalan lainnya. Sejatinya, semua itu merupakan pengalaman belajar semata. Pengalaman yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa untuk menjadikan Anda naik kelas.
Orang sukses bukanlah mereka yang tidak pernah salah. Orang sukses ternyata tidak membiarkan kegagalan merasuki pikiran mereka. Daripada berkutat dengan efek-efek negatifnya, maka belajar dari kesalahan tersebut dan memikirkan cara mengembangkan diri akan lebih produktif. Kegagalan bisa menghentikan atau membantu Anda di sepanjang jalan kehidupan, tergantung bagaimana Anda menyikapinya. Wallaahu a’lam.
Salam#FokusSatuHebat
Kang Masduki
Trainer & Konsultan di Soft Skills Indonesia