Bicara tentang perubahan perbaikan, niscaya sebagian besar kita menginginkannya. Masalahnya, tidak semua kita mau mengeluarkan “biaya atau harga” dari perubahan tersebut. Pilihan yang sulit, sebab untuk memulai hidup yang baru, Anda harus membuang kebiasaan-kebiasaan lama yang telah mengekang dan membelenggu hari-hari Anda selama ini. Memang, bisa jadi“tidak ada yang salah” dengan kebiasaan-kebiasaan Anda selama ini.
Namun, perlu Anda sadari: kebiasaan-kebiasaan itulah pembentuk diri Anda hari ini. Bila tidak ada kebiasaan yang diganti, yakinlah tidak akan ada perubahan dalam diri Anda. Semakin lama Anda menolak perubahan, semakin sulit bagi Anda untuk bangkit.
So, Anda harus menempuh jalan baru, sebagai harga dari perubahan yang dikendaki. Dan setelah itu, hari-hari panjang dengan rutinitas yang berbeda. Kebiasaan-kebiasaan baru yang sekilas nampak “mengganggu,” penuh kedisiplinan, alias tidak menyenangkan. Memaksa Anda berpikir cerdas, bekerja lebih keras, menempuh tantangan-tantangan yang menggerus kepercayaan dan keberanian.
Pelan-pelan, perubahan akan terjadi. Anda pun bertransformasi, lahir kembali. Tapi, bagaimana caranya? Bagaimana menjalani proses perubahan itu? Adakah formula cerdas yang bisa Anda terapkan? Formula yang menghindarkan Anda dari kondisi stagnan.
Menjawab teka-teki ini, Bunker & Alban, di dalam buku “Large Group Interventions,” memberikan satu rumus yang mudah diikuti:
C = D x V x F > R
C = Change
D = Dissatisfaction with the current organizational system
V = Clear vision of the organizational goals for the future
F = Practical first steps
R = Resistance to change that is present in the organization
Rumus ini menjelaskan bahwa sejatinya perubahan (C) adalah akumulasi dari ketidakpuasan akan situasi atau kondisi sekarang (D), visi yang jelas untuk meraih kesuksesan di masa mendatang (V), dan langkah awal yang praktis atau mudah (F).
Agar terjadi perubahan signifikan, maka perpaduan ketiganya (DxVxF) harus jauh lebih besar daripada resistensi saat ini (R) … (dikutip dari buku Fokus Satu Hebat)
Kang Masduki 